Kamis, 26 September 2013

INTERNET ITU PISAU

Waktu kecil saya tidak pernah membayangkan bahwa mencari informasi akan semudah seperti sekarang ini. Dulu kita sangat tergantung dengan koran, radio dan TV. Itu pun kalau punya.

Tak heran jika pemerintah tidak kesulitan mengontrol informasi sesuai keinginannya. TV yang cuma satu-satunya adalah milik pemerintah. Sementara radio swasta dilarang membuat berita sendiri.

Koran? Sama saja. Media cetak, meski produknya berita, jangan harap bisa menulis berita yang 'aneh-aneh'. Jika penguasa merasa gerah, maka tunggu saja dicabutnya surat izin.

Hasil dari minimnya informasi adalah jarang terjadi gejolak. Meski pun ada, lingkupnya sangat terbatas, karena berita semacam itu adalah tabu. Maka 'aman dan tenteram'-lah suasana di kalangan bawah.

Sekarang, informasi begitu membludak, bahkan nyaris luber di otak kita. Susul-menyusul tak ada habisnya. Nyaris tanpa filter, bahkan. Ini semua gara-gara internet.

Apa saja bisa dicari di internet. Mulai dari lagu sampai tutorial. Jika pandai memanfaatkannya, orang bisa pintar tanpa harus sekolah formal. Semua ada di internet. Tanya saja om Google, kemungkinan besar dia tahu jawabannya. Sampai-sampai ada anekdot, seorang anak yang kehiilangan mainan, oleh ibunya malah disuruh mencarinya di Google :)

Hanya saja, karena tidak ada filter, bukan cuma yang baik-baik saja yang bisa dicari. Yang jelek-jelek juga sama banyaknya. Informasi sampah, palsu, gosip hingga film porno ada di sana. Belum lagi segala macam penipu yang bergentayangan mencari mangsa.

Lalu, haruskah internet dibatasi, diproteksi, atau bahkan ditutup? Tentu saja tidak. Jika itu yang dilakukan, maka sama saja dengan membunuh orang hanya karena dia pilek. Jika takut ketularan pilek, jaga jarak saja dan tak perlu mengusir atau bahkan membunuhnya. Minum vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Internet itu ibarat pisau. Berguna jika digunakan untuk mengiris bawang, tapi berbahaya jika digunakan untuk mengancam orang. Banyak manfaat yang didapat jika bisa memilah dan memilih hal-hal yang baik dari internet. Sebaliknya, berbahaya jika malah belajar hal-hal yang buruk dari internet.

Maka bekalnya adalah cara menggunakan pisau dengan benar dan bukan menyembunyikan atau membuang pisaunya. Jika kuatir anak-anak mendapat pengaruh buruk internet, bekali mereka dengan pengetahuan untuk menggunakan internet dengan benar, dan bukan melarangnya menggunakan internet. Yang terpenting, beri mereka dasar-dasar agama yang kuat, agar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Mari gunakan pisau dengan bijak.


P.S.: Jika ada waktu, saya masih punya beberapa tulisan lain untuk Anda: