Minggu, 13 Oktober 2013

BREAK ON MATCH

Sumpah, nonton pertandingan sepakbola semalam benar-benar seru dan menegangkan. Indonesia vs Korea menampilkan tontonan yang sangat layak ditonton. Apalagi timnas U19 akhirnya memenangkan pertandingan: 3 - 2. Puas!

Tapi ada yang sangat mengganjal. Saat pertandingan sedang berjalan, beberapa kali RCTI menayangkan iklan yang memenuhi layar. Meski iklan itu durasinya hanya sekitar 15 detik, buat saya tetap saja sangat mengganggu!

Saat menonton pertandingan - apalagi yang bagus - biasanya penonton tidak ingin kehilangan moment apa pun. Setiap detik menjadi sangat berharga, apalagi untuk pertandingan yang menyangkut kebanggaan sebagai bangsa. Dan RCTI agaknya lupa soal itu sehingga memilih untuk mengganggu penonton dengan iklan yang aneh semacam itu. Alasan utamanya, apa lagi kalau bukan soal uang!

Konsep iklan seperti ini namanya 'Break on Match'. Artinya iklan yang dimunculkan di tengah-tengah pertandingan yang sedang berlangsung. Dan slot iklan Break on Match ini dipatok RCTI dengan harga 500 juta rupah untuk satu spot, jauh lebih mahal dibanding iklan di slot lain yang cuma sekitar 100 sampai 200 juta rupiah dengan durasi yang sama.

Kenapa bisa lebih mahal? Asumsinya, penonton pasti tidak ingin kehilangan moment pertandingan sehingga mereka dijamin tidak akan memindahkan saluran. Dengan kata lain, penonton dipaksa untuk menonton iklan 'Break on Match' yang dtayangkan.

Konsep menjual slot iklan dengan cara ini konon pernah dilakukan dalam beberapa siaran sepakbola di Amerika Selatan. Meski durasinya lebih pendek (sekitar 3 sampai 5 detik), tetap saja menuai banyak protes.

Pertanyaannya, benarkah iklan yang dtayangkan dengan cara ini bisa mendongkrak penjualan produk? Belum ada penelitian resmi soal itu. Tapi kalau saya pemilik produk, saya jelas tidak akan memilih slot iklan 'Break on Match' untuk memperkenalkan produk. Besar kemungkinan penonton mengingat brand saya dengan citra negatif, sebab mereka sedang dalam kondisi kesal saat menontonnya.

Kasarnya, dikenal mungkin iya, tapi untuk memutuskan membeli, nanti dulu. Mereka pasti ingat brand inilah yang telah mengganggu kenyamanan mereka menonton dan merampas hak mereka untuk mengakses setiap detik pertandingan tanpa gangguan.

Sudah saatnya stasiun televisi dan pengiklan berpikir cerdas. Berhentilah menganggap konsumen Indonesia itu bodoh-bodoh.


P.S.: Jika ada waktu, saya masih punya beberapa tulisan lain untuk Anda: