Sabtu, 12 Oktober 2013

KLEPTOKRASI

Anda pasti familiar dengan istlah kleptomania, julukan untuk orang yang suka ngutil alias mencuri kecil-kecilan. Dan itu bisa dilakukan di mana saja. Di toko, di rumah, di kantor, di bis, atau bahkan di mesjid.

Pelakunya biasanya memiliki kelainan dari sisi kejiwaan, sebab mereka mencuri bukan karena butuh. Mereka mencuri karena memang ingin mencuri. Ada dorongan tak terkendali dalam jiwanya untuk melakukan itu. Mungkin seperti keinginan untuk merokok.

Benda-benda yang dcuri juga tidak harus barang berharga. Bisa saja berupa barang atau benda yang bagi orang lain justru dianggap tidak berharga. Intinya, mereka mencuri karena mereka sakit secara psikologis.

Lalu hubungan kleptomania dengan kleptokrasi? Hubungannya sih baik-bak saja :) Maksudnya, pada dasarnya sama-sama mencuri. Hanya saja kalau kleptomania bersifat individu, sedangkan kleptokrasi ini mengacu kepada suatu sistem. Maka efeknya tentu jauh lebih berbahaya, karena menyangkut urusan orang banyak.

Menurut Wikipedia,kleptokrasi berasal dari bahasa Yunani: klepto+kratein yang berarti "diperintah oleh para maling". Tegasnya, istilah ini mengacu kepada sebuah bentuk administrasi publik yang menggunakan uang yang berasal dari publik untuk memperkaya diri sendiri (yang umum disebut sebagai penguasa dan antek-anteknya). Administrasi publik ini umumnya tidak jauh dari praktik-praktik kronisme, nepotisme dan makelarisme.

Persamaan lain dari kleptomania dan kleptokrasi adalah keduanya sama-sama penyakit. Yang pertama karena penyakit psikologis, sementara yang kedua karena penyakit psikologis dan penyakit serakah. Yang pertama kecil-kecilan, yang kedua besar-besaran, bahkan raksasa-raksasaan.

Jika melihat apa yang terjadi saat ini, rasanya tidak salah jika kita menyebut Indonesia sebagai negara kleptokrasi. Indikasinya jelas terlihat dari maraknya fakta soal praktik korupsi yang tersebar dari lingkungan birokrasi terbawah sampai yang tertinggi. Jika istilah korupsi terlalu halus, ada baiknya saya pertegas istilahnya menjadi perampokan oleh penyelenggara birokrasi.

Negara ini memang sakit. Menahun dan akut pula. Sayangnya tidak pernah diobati dengan benar, sehingga penyakitnya terlanjur menyebar ke mana-mana. Mungkin bahkan sudah ada bagian-bagian yang membusuk. Dan yang seperti ini jelas tidak bisa dipertahankan. Harus diamputasi. Itu pun kalau mau sembuh.


P.S.: Jika ada waktu, saya masih punya beberapa tulisan lain untuk Anda: