Selasa, 01 Oktober 2013

MARI MENCINTAI INDONESIA

Ngapain juga mesti ngajak-ngajak orang? Memangnya orang lain nggak mencintai Indonesia? Memangnya elu doang yang mencintai Indonesia, hah?

Sabaaarr, man! Nggak usah pake urat... Woles, woles :)

Saya menganjak Anda mencintai Indonesia bukan karena sok pengen kelihatan cinta tanah air. Apalagi menganggap orang lain tidak punya rasa cinta tanah air. Bukaaan...

Saya mengajak Anda cuma karena cara itulah yang saya mampu untuk menunjukkan kecintaan saya terhadap tanah air. Atau lebih tepatnya: cara yang terpikir saat ini.

Memang ada yang tidak mencintai Indonesia sampai perlu diajak-ajak segala? Dengan berat hati saya harus menjawab: ada. Mungkin tidak banyak, tetapi ada.

Siapa? Sabaarr.. kalau saya tunjuk orang, bisa saja saya salah. Kalau salah, lalu dituntut soal pencemaran nama baik (kalau memang masih punya nama baik), kan bisa bahaya.

Tapi gampangnya begini. Kalau orang sudah tinggal dalam satu rumah, tiba-tiba ingin bikin rumah sendiri, artinya dia sudah tidak mencintai lagi rumahnya. Maka buatlah rumah, tapi tentu jangan di dalam rumah yang sama atau ngambil dapurnya terus diklaim 'ini rumah saya'. Harusnya beli tanah sendiri, baru bikin rumah dengan modal sendiri. Itu baru keren.

Kalau tidak suka dengan rumah lama tapi tidak mau pergi dan malah bikin rumah di dalam rumah, namanya nggak punya malu. Kalau mau punya negara sendiri, ya cari dong wilayah sendiri yang belum ada negaranya, baru bikin negara di situ. Itu baru bener.

Lucunya, libido segelintir orang untuk memisahkan diri seperti itu selalu mengatasnamakan rakyat. Padahal yang benar sesungguhnya tidak demikian. Itu biasanya keinginan segelintir orang yang ingin jadi pejabat. Xanan Gusmao yang dulunya narapidana di Indonesia misalnya, di negara barunya malah jadi petinggi. Nggak usah heran kalau dia begitu gigih 'memperjuangkan' berdirinya negara Timor Timur.

Rakyat kecil sih sebenarnya nggak terlalu peduli soal mau jadi warga negara mana pun. Yang penting bagi mereka adalah terjamin sandang pangan papan, dan bisa hidup tenteram, itu sudah cukup. Yang suka berantem dan ribut itu adalah mereka yang berebut jabatan dan kedudukan. Topeng yang dijadikan andalan apa lagi kalau bukan rakyat.

Ah, sudahlah, malah jadi ke mana-mana. Soal negara tetangga baru itu kan masa lalu. Yang penting, mari kita cintai Indonesia dengan cara yang benar. Jangan karena saking cintanya, kita malah ingin menguasainya untuk kepentingan pribadi. Itu namanya cinta diri sendiri, bukan cinta Indonesia.

Tapi, ngomong-ngomong, Indonesianya cinta nggak ya sama kita?


P.S.: Jika ada waktu, saya masih punya beberapa tulisan lain untuk Anda: