Sabtu, 09 November 2013

BEKAL MUSISI KAFE

Semakin hari semakin banyak yang berhasrat untuk menjadi musisi kafe. Bukan apa-apa, profesi ini memang terlihat menyenangkan. Tak ada hari tanpa musik, karena memang itulah dunianya. Bagi yang suka musik, tentu sebuah anugerah. Bukankah tidak ada yang lebih menyenangkan selain mendapatkan uang dari sesuatu yang kita sukai?

Tapi tunggu dulu. Di dunia fana ini mana ada yang 100% menyenangkan? Salah besar jika menganggap profesi di dunia musik selalu menyenangkan. Seperti profesi lainnya, selalu ada sisi-sisi menyedihkan, menyebalkan, dan tidak selamanya indah. Dan jangan lupa, semangat serta kerja keras itu penting.

Maka, Anda yang berniat menggeluti profesi ini sejak awal harus siap menghadapinya. Bukan hanya membayangkan saat-saat menyenangkan ketika berada di panggung, tetapi juga mempersiapkan banyak hal sebelum memutuskan untuk menekuni profesi yang satu ini.

MINAT
Ini modal paling utama. Anda harus menyukai musik. Seberapa hebat pun Anda bermain musik, jangan harap Anda betah menekuninya jika Anda tidak suka. Pemain musik bukanlah robot yang bisa bermain tanpa hati. Jika Anda bermain musik hanya karena ingin dianggap keren oleh pacar Anda, sebaiknya urungkan saja niat Anda untuk menjadi musisi.

SIAP FISIK & MENTAL
Siapa bilang main musik itu tidak melelahkan? Butuh stamina yang prima untuk menampilkan suguhan musik yang prima. Hujan-hujanan, begadang, tidur yang tidak teratur, jadwal yang padat, harus diimbangi dengan pola makan yang baik, asupan nutrisi, biaya dokter, dll. Dan itu semua membutuhkan biaya.

Ingat pula, musisi kafe itu bukan selebritas yang mendapatkan fasilitas mewah, pelayanan kelas satu, dan imbalan yang tinggi. Selain fisik yang prima, Anda juga harus siap secara mental. Menghadapi penonton, berurusan dengan pemberi job, mengelola keuangan pribadi dengan baik, dsb.

SKILL
Minat dan kesiapan (fisik & mental) saja tidak cukup. Anda harus memiliki skill alias keterampilan yang cukup untuk berkompetisi dengan musisi lain. Jika Anda merasa skill Anda belum cukup, lebih baik tunda dulu keinginan Anda. Asah lagi skill dasar Anda agar tidak kedodoran di medan tempur. Di luar sana banyak sekali musisi-musisi dengan bekal skill yang hebat. Dan kenyataan itu mau tidak mau harus jadi pertimbangan jika Anda memang serius ingin menekuni bidang ini.

FOKUS
Jangan setengah-setengah dalam menekuni sesuatu. Fokuslah pada tujuan yang ingin Anda capai. Jika Anda punya dua tujuan, pilih salah satu. Berlakukan skala prioritas, dan pilih mana yang lebih layak didahulukan. Tentu saja keputusan harus diambil melalui berbagai pertimbangan yang realistis. Jika Anda sedang menyusun skripsi dan dituntut harus lulus tahun ini, tentu saja kurang bijaksana untuk mendahulukan keinginan Anda menekuni musik. Toh yang kedua bisa dilakukan setelah Anda lulus kuliah.

SEMANGAT BELAJAR
Saya sangat kagum dengan seorang teman yang luar biasa besar semangatnya. Demi menambah ilmu bermusiknya ia rela mengikuti seorang musisi kenalannya yang lebih senior ke mana pun, hanya agar bisa nge-jam bareng. Tentu saja tidak dibayar. Ia tidak pernah malu bertanya soal musik kepada siapa pun. Bahkan seringkali ia menawarkan diri kepada teman-teman musisi lainnya agar bisa ikut main, tanpa dibayar.

Beberapa waktu lalu ia bercerita kepada saya bahwa ia baru saja bertemu seorang musisi jazz hebat. Tidak terkenal di industri musik, dan terbatas di kalangan musisi 'serius' saja. Dan apa yang dilakukan teman saya ini? Ia rela jauh-jauh pergi ke Jakarta menyambangi sang musisi itu, mengorek-ngorek imunya, dan merogoh 200 ribu untuk satu kali coaching. Ia rupanya mengerti betul bahwa ilmu yang diperolehnya sesungguhnya jauh lebih berharga dari jumlah uang yang harus ia keluarkan.

Semangat belajarnya yang luar biasa ini berbuah manis. Job-nya mulai rimbun. Dalam seminggu ia bermain beberapa kali di kafe yang berbeda. Itu yang reguler. Belum lagi event job yang juga mulai sering berdatangan. Ia juga mulai sibuk menjadi instruktur gitar, baik privat mau pun di lembaga kursus.

Pelajaran moral yang kita dapat adalah jangan pernah merasa hebat. teruslah belajar, jangan malu bertanya, sebab itulah yang membuat kita semakin matang.

KOLEKSI LAGU
Jika Anda fanatik dengan jenis musik tertentu dan menganggap musik lain adalah aib, lupakan saja niat menjadi musisi kafe. Ngamen di kafe adalah melayani orang lain yang seleranya bermacam-macam. Saya katakan, ini bukan proyek idealis milik nenek moyang kita. Kita cari duit dengan menyenangkan penonton.

Maka koleksi lagu menjadi penting. Teruslah belajar lagu-lagu baru, lupakan dulu idealisme pribadi, perbanyak koleksi perbendaharaan lagu kita. Ini modal besar untuk memperluas kesempatan kita agar lebih sering bermain. Orang kan tidak mau membayar pemain yang cuma hapal 20 lagu. Maunya tentu yang hapal banyak lagu. Dan bermain artinya mendapatkan uang. Lebih sering bermain, lebih sering mendapatkan uang. Bersikaplah realistis.

INSTRUMEN
Ini khusus musisi yang memainkan instrumen. Punya alat musik sendiri itu penting. Selain agar lebih nyaman karena karakternya sudah sangat kita kenal, kebanyakan kafe tidak menyediakan alat musik. Jadi mau tidak mau kita harus bawa sendiri. Jika mau membeli, sesuaikan dengan kondisi keuangan kita. Tak harus selalu mahal, yang penting nyaman digunakan. Untuk penyanyi/vokalis, tak perlu bawa mike sendiri, karena biasanya disediakan. Tapi kalau punya yang bagus, tidak ada salahnya jika bawa sendiri.

KENDARAAN
Ini tidak mutlak harus ada. Tetapi jika Anda punya sebaiknya dimanfaatkan karena akan sangat menunjang mobilitas kita. Di kota-kota besar yang sering macet, sepeda motor lebih menguntungkan dibanding mobil. Kalau suatu hari Anda kebetulan harus main di beberapa tempat dan selang waktunya cukup rapat, kendaraan sendiri akan sangat terasa manfaatnya. Jika belum punya kendaraan sendiri, cara yang paling efektif adalah nebeng kendaraan teman satu grup. Toh perginya ke tempat yang sama. Cara lainnya adalah: minta dianterin pacar. Itu kalau kebetulan punya :)

Bukankah ada fasilitas jemputan? Oh, no my man. Ingat, kita bukan selebritas, bukan artis. No jemputan! Apalagi jika kita main reguler. Jangan harap. Budget kafe untuk live music tidak semewah itu.

PENUTUP
Tidak ada makan siang gratis, kata pepatah. Perlu persiapan dan bahkan pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu. Jangan hanya melihat sisi menyenangkannya saja, tetapi pelajari juga sisi lainnya. Berbekal pengetahuan itu, kita akan lebih siap menghadapi apa pun yang menghadang.

Yang paling penting, jangan lupa berdoa minta yang terbaik, karena Tuhan-lah yang paling mengetahui apa yang terbaik buat kita. Jika Anda telah mempersiapkan semuanya dengan matang, dan ternyata Anda gagal juga, berarti rezeki Anda memang bukan di situ. Cari profesi yang lebih sesuai dengan minat, bakat dan rezeki Anda.

Pokoknya tetap semangaaat!


P.S.: Jika ada waktu, saya masih punya beberapa tulisan lain untuk Anda: