Sabtu, 30 November 2013

PERTEMANAN ABAD 21

Berapa jumlah teman Anda di Facebook? 500? 1000? 2000? Katakanlah ada 500. Dari angka tersebut, berapakah jumlah teman yang benar-benar Anda kenal secara pribadi? Yang benar-benar berkomunikasi secara intens layaknya teman dalam konsep yang selama ini kita kenal?

Jika Anda bukan selebritas, bukan pejabat, maka angka 10% saja sudah bagus. Dan itu sangat normal sebagai manusia. Sisanya adalah teman yang hubungannya sangat cair, kalau tidak boleh mengatakan teman pajangan. Dan lagi-lagi, itu sangat normal. Jika teman 'sejati' Anda berjumlah ribuan, maka waktu Anda akan terkuras habis hanya untuk berinteraksi dengan teman.

Kemajuan teknologi, khususnya internet, memang telah sangat memudahkan kita untuk berteman dengan siapa pun yang kita inginkan. Mulai dari orang biasa hingga artis, bahkan presiden sekali pun. Tapi jika Anda berteman dengan presiden di Facebook misalnya, apakah itu berarti presiden kenal dengan Anda? Belum tentu. Dan itu yang membuat pertemanan di media sosial menjadi pertemanan yang 'semu'. Berteman tapi belum tentu saling kenal.

Itu yang membedakan pertemanan di media sosial dan pertemanan dalam konsep tradisional. Berteman di dunia nyata hampir selalu identik dengan saling mengenal. Makanya, jika Anda mengaku kenal dengan seseorang dan ternyata orang yang bersangkutan tidak mengenal Anda, Anda pasti menjadi bahan olok-olok: sok akrab.

Di dunia maya, konsep pertemanan seperti itu dijungkirbalikkan. Sekat-sekat yang menghalangi kita untuk berinteraksi nyaris hilang. Kita bisa berteman dengan siapa pun, sepanjang keduanya sepakat untuk menjalin pertemanan. Jika belakangan merasa tidak cocok, tinggal putuskan saja hubungan pertemanan Anda. Saya jamin, efeknya tidak seperti memutuskan pertemanan di dunia nyata.

Meski hubungan pertemanan di dunia maya sangat cair, bukan berarti tidak ada manfaatnya. Saya bahkan memiliki banyak teman yang awalnya kenal di dunia maya dan berkembang menjadi sahabat. Mereka yang punya kesamaan minat, kesamaan persepsi, biasanya akan menjalin pertemanan yang lebih berkualitas, karena masing-masing pihak merasa mendapatkan manfaat dari pertemanan itu.

Yang perlu diperhatikan adalah: jangan menjalin pertemanan hanya karena ingin menambah jumlah teman dan memamerkannya kepada orang lain. Jika niat awalnya seperti itu, saya yakin pertemanan Anda hanya akan menjadi pertemanan semu. Boleh saja Anda bangga mengatakan punya 10 ribu teman, tetapi Anda tidak memetik manfaat apa pun dari pertemanan itu. Dan Anda sesungguhnya bukan teman siapa-siapa.

Mari berteman dengan bijak.


P.S.: Jika ada waktu, saya masih punya beberapa tulisan lain untuk Anda: