Jumat, 08 November 2013

SOAL CARA

Orang hebat itu bukan sekedar pintar. Lebih dari itu ia cerdas dan mengerti betul soal cara. Cara bagaimana ia mengemas kepintarannya itu agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Toh biar bagaimana pun ia berutang budi kepada orang-orang yang kurang pintar. Karena merekalah ia disebut pintar. Iya kan?

Logikanya, orang pintar tidak ada apa-apanya tanpa orang banyak. Kalau di dunia ini cuma ada dia seorang diri, lalu siapa yang akan memberinya gelar pintar? Maka, mau tidak mau, orang pintar harus pintar-pintar membawa diri. Biar tidak dikucilkan. Biar tidak sendirian.

Jika pintar membawa diri, orang tidak sekedar menjulukinya orang pintar. Ia jadi orang hebat. Hebat ya, sudah pintar, rendah hati lagi. Hebat ya, sudah pintar mau-maunya ngajarin orang. Hebat ya, ngajarinnya tidak sambil menghina kebodohan orang yang diajarinya.

Pintar itu bukan diri sendiri yang menyebutkan. Pintar itu ada di mata orang lain. Dan orang baru mau mengakui kehebatan kita jika ia merasa dihargai. Banyak kok, orang yang pintar tetapi tidak mendapat pujian. Sebaliknya, ia dibenci banyak orang, bahkan dimaki-maki, baik terang-terangan atau pun diam-diam.

Pujian memang bukan segalanya. Tetapi jujur saja, kita butuh itu. Atau minimal, kita tidak dibenci orang. Alangkah sengsaranya jika kita hidup hanya untuk dibenci.

Maka, berhati-hatilah dengan cara. Cara bersikap, cara berkata, cara memperlakukan orang lain. Pepatah Kho Ping Hoo mengatakan, jangan melakukan sesuatu yang kita sendiri tidak akan senang jika orang lain melakukannya terhadap kita.

Jangan memandang rendah jika tidak ingin dipandang rendah. Jangan mengolok-olok jika kita tidak mau diolok-olok. Jangan membenci jika tidak ingin dibenci. Energi positif yang terpancar dari sikap kita akan memantul dengan jumlah yang sama, bahkan lebih.

Tidak susah menjadi orang yang baik. Yang penting niat. Gampang kan?


P.S.: Jika ada waktu, saya masih punya beberapa tulisan lain untuk Anda: