Selasa, 24 Desember 2013

SOK ARTIS

Menjadi artis terkenal adalah mimpi setiap musisi kafe. Siapa sih yang nolak menjadi orang terkenal, dipuja banyak orang, banyak duit pula? Masalahnya cuma pada soal ekspresi dan pengakuan. Ada yang terang-terangan mengatakan ingin jadi artis, ada yang pura-pura tidak berminat, ada juga yang mengaku mau tapi malu-malu.

Intinya, semua juga mau jadi artis terkenal. Keinginan itu akan semakin kuat ketika mereka mulai dikenal meski di lingkungan terbatas: pengunjung kafe. Dan jangan salah, banyak temen-temen musisi kafe yang sudah punya penggemar loyal. Mereka ini biasanya tahu di kafe mana musisi pujaannya manggung. Mirip artis kecil-kecilan lah.

Tapi tentu ada juga yang belum punya penggemar. Ada beberapa alasan. Mungkin masih baru di dunia kafe, belum banyak jam terbangnya dan lain-lain. Meski demikian, keinginan untuk dikenal luas dan memiliki penggemar tentu saja ada. Siapa sih yang nggak mau dikenal, apalagi kalau yang mengenalnya adalah perempuan-perempuan cantik?

Temen saya yang satu ini mungkin termasuk kategori tersebut. Ia memang belum terlalu lama menggeluti dunia kafe dan pembawaannya agak pendiam. Tapi itu semua tidak menghalangi hasrat diam-diamnya untuk punya penggemar sendiri. Ya iya lah, masak penggemar aja minjem ke temen :)

Interaksi lebih intens dan personal antara musisi kafe dan penggemar biasanya terjadi saat break. Para pemain musik mendapat kesempatan istirahat dan menikmati jatah makan. Entah sial atau mungkin karena ada yang belum mandi, malam itu tak satu wanita cantik pun yang mendatangi meja dan mengaku penggemar. Maka mereka cuma bisa ngobrol antar pemain sambil merokok ketika hidangan di meja sudah tersimpan dengan aman sentosa di perut masing-masing.

Nah, saat ngobrol pun mata temen saya yang satu ini tetap bekerja maksimal. Sekali lirik, matanya menangkap lengan putih mulus terulur ke arahnya. Ya Tuhan, terimakasih, ini rupanya penggemar pertamaku! Pasti mau ngajak salaman, terus ngobrol dan bilang bahwa ia penggemar yang terkesima dengan permainannya di panggung.

Maka tanpa ragu disambarnya tangan yang terulur itu. Malang baginya, tangan itu bukannya menyambutnya tapi malah buru-buru ditarik. Oh, my God, mulut indah itu tersenyum dan berkata: "Maaf mas, piring dan gelasnya sudah boleh diambil kan?"

Sial, gara-gara terobsesi punya penggemar, ia tidak tahu bahwa wanita itu adalah waitress baru di kafe tersebut. Maka malam itu menjadi malam jahanam baginya, karena sampai panggung berakhir habislah ia jadi bahan olok-olok teman-temannya. Artis ni yee!


P.S.: Jika ada waktu, saya masih punya beberapa tulisan lain untuk Anda: